03 December 2008

DILARANG PARKIR???

"mbak, mau parkir disitu tha?"
"iya pak, biasanya juga disini gak apa2"
"gak boleh mbak, mau ada panglima datang soalnya.pindah aja!"
"oh iya pak, maaf"

mobil pun dipidah sekitar 200meter di depan...jauh juga...
belum sempat mesin mobil dimatikan, ada tentara datang pake motor, nyamperin lagi...

"mbak, jangan parkir disini, ini area steril"
"lhoh, biasanya disini juga boleh kok..banyak juga yang parkir disini"
"iya, tapi hari ini mau ada kunjungan panglima, jadi nggak boleh ada yang parkir disini"
"lhoh kok nggak ada tulisannya DILARANG PARKIR pak?"
"jangan parkir disini mbak" (he didn't answer my question yet, huh?!!?)

dan satu lagi tentara datang naik motor yang lain...

akhirnya, nggak jadi parkir...pulang aja...nggak akan ada yang ngelarang parkir di rumah sendiri kan??yaudah pulang aja...



kejadian itu terjadi di belakang RS, waktu mau ada kuliah di RS...
ceritanya, di belakang RS tu ada markas tentara apaaa gitu...
biasanya kita2 yang lebih suka parkir di luar RS daripada di dalem RS yang udah sumpek...kita sering parkir di sekitar markas tentara itu, selama memang gak ada tanda DILARANG PARKIRnya...
eh, hari ini, tiba2 waktu mau parkir di area yang biasanya boleh2 aja dipake parkir itu, dilarang sama tentaranya...padahal disitu gak ada tanda larangannya...
Plizzz deh...kalo sejak awal dikasih tanda disitu, ya aku gak akan lah parkir disitu...
udah gitu ngusirnya pake nyentak2 segala "INI AREA STERIL MBAK, SOALNYA PANGLIMA MAU DATANG ADA KUNJUNGAN, JANGAN PARKIR DISITU" tanpa muka senyum sedikitpun...pliisssss dehhh.....
kalo emang gak boleh tu mbok ya dikasih tanda larangan.....

nyebelin banget...pagi2 udah digalakin kaya' gitu...seolah2 memang aku yang salah sepenuhnya dari awal...
seolah2 aku dosa besar gara2 gak tau kalo panglima mau datang jadi aku parkir disitu...

iihh..bodo amat mau panglima yang dateng kek..mau kakeknya panglima yang dateng kek...mau siapa kek...bodo amat....wong gak ada pengumumannya kok...
lagian lhoo....lagaknya tu lhoo...biasa aja doonkk...
tinggal bikin tulisan DILARANG PARKIR gitu aja kok...daripada marah2 ma orang yang gak ngerti apa2 kaya' aku gini...

ah..pokoknya nyebelin banget...
jadi gak mood kuliah...udah ilang moodnya...ilang sampe mentok.....



maklumm....maklumm....
negara indonesia tercinta ini kalo begini terus yaaaa gak maju2...
punya kuasa dikit aja udah semena2.....
baru jadi tentara aja udah kaya' gitu....gimana kalo jadi presiden...

ya maaph2 aja yee...bukannya bermaksud diskriminasi gimana gitu...tapi gara2 ulah beberapa oknum aja, nama institusi bisa tercemar kaya' gini...
gak salah dong kalo aku ngerasa sebel, sampe akhirnya gak simpati...


udah puass...bisa nulis unek2 begini...legaaa banget...plong...
sebenernya lebih plong lagi kalo aku bisa bales teriakin tentara yang marah2 sok galak tadi....hahaa...

udah ah...

19 April 2008

matahariku...

Bumi berputar. Berotasi pada porosnya. Berevolusi pada pusatnya. Matahari masih sama terbitnya. Bulan pun masih sama menyapa. Dan bintang tetap saja bercahaya...

Tapi ada yang redup di hatiku. Ada yang meremang di hidupku. Ada cahaya yang hilang. Ada kamu yang tak lagi datang. Kamu, matahari hidupku. Kamu, bintang hatiku...

Tak ada lagi terbitmu bersama fajar. Tak tampak lagi kilaumu bersama bintang dan rembulan. Jalanku meredup. Jejakku meremang. Tanpa kamu. Tanpa dirimu...

Tak ada lagi siluet jingga. Tak ada lagi pelangi. Hanya langkahku yang tertinggal. Mencoba berpijak dan menapak tegak. Menanti terbitnya cahaya esok pagi. Menyimpan kerlipnya untuk senja...

Mengingatmu seperti matahari yang bersinar...
Dan salju yang mencair...





Hujan gagal...
Hanya rintik jatuh di pagar...
Sampai kuyup beranda tempat kubeberkan segala rahasia...
Tentang rindu yang tetap kujaga...






Tertutup sudah pintu pintu hatiku
Yang pernah dibuka waktu hanya untukmu
Kini kau pergi dari hidupku
Aku harus relakanmu walau aku tak mau

Berjuta warna pelangi di dalam hati
Sejenak luluh bergeming menjauh pergi
Tak ada lagi cahaya suci
Semua nada beranjak aku terdiam sepi

Dengarlah matahariku
Suara tangisanku
Ku bersedih karna panah cinta menusuk jantungku
Ucapkan matahariku
Puisi tentang hidupku
Tentangku yang tak mampu menaklukkan waktu
[song bY Agnes Monica]

25 February 2008

Cukup Kita Saja

Ada sedikit senyum, menyapa mengetuk hati

Ada sedikit tawa, melebur menghangatkan jiwa

Ada sedikit rasa, di hatimu, di hatiku

Ada sedikit cinta, di hidup kita




Tak perlu begitu banyak

Tak harus begitu besar

Hanya perlu sedikit

Hanya harus cukup




Sedikit untuk hati kita

Cukup untuk jiwa kita

Hingga jika terpaksa ada luka

Tak akan membekas terlalu lama




Tak perlu berlebih antara kita

Karna hanya kita berdua

Tak perlu lagi bertanya

Karna kita adalah jawabnya




Aku,

Kamu,

Kita,

Cukup bagiku...









10.52 wib

16 January 2008

kupu kupu

Di perkuliahan semester 7 ini, ada istilah yang sedang nge-trend diantara teman2 angkatan 2004...terutama di kalangan teman2 aktivis dan atau mantan aktivis organisasi...


Yup...istilah itu adalah "KUPU KUPU" yang diterjemahkan "kuliah-pulang kuliah-pulang"
Istilah itu ditujukan untuk teman2 yang rutinitasnya setiap hari dalam seminggu setelah jam kuliah berakhir langsung pulang...begitu hampir setiap hari. Kondisi seperti ini dipengaruhi oleh beberapa faktor...


Faktor pertama, karena sudah semester 7, sebagian besar teman2 sudah 'jenuh' dengan kehidupan aktivis dan keorganisasian. Kebanyakan dari mereka memilih untuk mulai menjadi mahasiswa yang "study oriented" ataupun "married oriented"..hehee...
Kebanyakan mereka sudah tidak semangat lagi untuk aktif di kegiatan ataupun lembaga2 kemahasiswaan di kampus. Banyak alasan yang dikemukakan oleh mereka...ada yang merasa sudah "tua", ada yang beralasan sibuk mengerjakan Tugas Akhir (skripshit), dan banyak alasan lainnya...


Faktor kedua, sejak semester 7 sampai semester 8, ruang kuliah kami pindah ke ruang amphy rumah sakit di RSSA. Sebelumnya, sejak semester 1 sampai semester 6, ruang kuliah kami ada di kampus pusat FKUB Sumbersari. RSSA ini jaraknya bisa dibilang jauh banget dari kampus. Faktor itulah yang ikut berperan melahirkan para "kupu kupu" itu. Karena lokasi kuliah jauh dari kampus, akses mahasiswa ke lembaga2 ataupun aktivitas2 di kampus pun jadi agak berat. Kalau dulu waktu masih kuliah di kampus, tiap pulang kuliah pasti sebagian besar akan menyempatkan diri untuk mampir dulu ke GRIMA (Griya Mahasiswa) yang menjadi pusat aktivitas dan ruang2 lembaga kemahasiswaan di FKUB. Ntah akan rapat, mengecek proposal dan surat2, ataupun sekedar untuk mengerjakan tugas kelompok, belajar bersama, atau nongkrong saja berdiskusi dengan orang2 yang kebetulan sedang mampir juga untuk berteduh dari hujan atau panas. Pokoknya, GRIMA adalah sesuai namanya, seperti "rumah mahasiswa" selama di kampus. Tapi, karena jarak RSSA dan kampus sangat jauh, maka jarak mahasiswa dan GRIMA pun juga semakin jauh. Semakin banyak yang malas untuk belok arah ke kampus untuk sekedar mampir ke GRIMA. "Mending langsung pulang ah..." begitu kata mereka. Banyak yang merasa keberadaan mereka di GRIMA sudah tidak ada gunanya lagi. Jangankan para mahasiswa yang jadi "warga sipil", kita2 yang masih memegang jabatan bahkan menjadi ketua di lembaga2 di kampus pun kadang suka kumat malesnya untuk mampir ke GRIMA. Kalau sudah begitu, imbasnya adalah kita jadi tidak atau terlambat mengetahui kalau ada surat masuk atau undangan untuk lembaga kita...parahnya lagi kalau undangan/pemberitahuan yang penting. Itu masih imbas yang paling ringan. Imbas yang lebih berat adalah diomeli adik2 yang mau minta tandatangan kita untuk surat2 atau proposal dan LPJ....atau di-uring2 sama orang2 dekanat atau kemahasiswaan yang nyari2 kita...hehee... Dan masih banyak imbas2 lain yang jauh lebih berat...


Yaahhh...itu memang dinamika jadi mahasiswa...
Beberapa pihak memperhatikan lahirnya para "kupu kupu" itu...tapi lebih banyak lagi yang tidak peduli...
Yang memperhatikan fenomena perubahan ini biasanya akan melontarkan pertanyaan2 serupa "lhoh, tumben kamu langsung pulang" atau "tumben nggak ke kampus...nggak ada rapat?" dan kalimat2 lain yang sejenis....
Yang tidak peduli, biasanya akan menanggapi dengan biasa saja dengan kalimat2 "langsung pulang ya?bareng yuk..." atau "nggak ke kampus dulu kan?aku nebeng yaa..." dan sebagainya...

Yang jelas, apapun itu, fenomena ini cukup menarik perhatianku...karena beberapa teman2 dekatku selama di organisasi dulu juga ada beberapa yang sudah bermetamorfosa menjadi "kupu kupu" dengan berbagai alasan mereka masing2...
Yahh..semua kan memilih jalan hidupnya masing2...yang penting kita masih satu hati sebagai bagian dari Kolegium Mahasiswa FKUB...hohooo....


However, semoga kupu-kupu itu masih bisa terbang tinggi dan jauh menggapai mimpi....menjadi kupu-kupu yang terindah dan takkan pernah menyerah...



bRavO "The Nought Four"!!! ^.^'






12.23 WIB

menjaga hati...

*

Aku mencintainya. Tak banyak. Tapi sedikit demi sedikit aku membiarkan cinta ada. Aku membiarkan cinta mengalir di darahku, berhembus di nafasku, dan tumbuh bersama setiap sel di tubuhku. Aku tak ingin melepasnya. Aku tak mau meninggalkannya. Aku ingin selalu ada untuknya. Meski mungkin aku tak bisa selalu di dekatnya. Tapi aku mau selalu bersamanya. Karena aku masih mencintainya.



**

Aku merindukannya. Setiap hari aku memanggil namanya. Setiap menit aku masih mengingatnya. Setiap detik berdetak untuknya. Kemana dia dan jiwanya? Dimana dia dan hatinya? Mungkinkah dia juga merindukan aku? Masihkah dia selalu mengingatku? Aku tak tahu. Aku tak mengerti. Mungkin cintanya sudah tenggelam di lautan. Mungkin rindunya sudah menguap di angkasa. Terbang, dan hilang. Aku tetap tak tahu. Aku tetap tak mengerti. Tapi aku tahu aku masih merindukannya. Aku mengerti aku masih mengingatnya.



***

Aku masih ada. Dia masih ada. Tapi sudah tak ada lagi kita. Mungkin sudah tak ada cinta. Mungkin sudah tak ada asa. Meski mimpi kita pernah sama. Meski rasa kita pernah ada. Aku masih disini. Dia masih disana. Tapi kita tak lagi sama. Melintasi jarak antara kita. Menjalani waktu yang pernah memisahkan kita. Mungkinkah jarak mempertemukan kita kembali? Akankah waktu menyatukan kita lagi? Karena aku masih punya mimpi. Karena aku masih punya asa. Karena aku masih ada untuknya.


19.20 WIB



Masih tertinggal bayanganmu

Yang telah membekas di relung hatiku

Hujan tanpa henti seolah pertanda

Cinta tak disini lagi kau tlah berpaling


Biarkan aku menjaga perasaan ini

Menjaga segenap cinta yang pernah kau beri

Engkau pergi, aku takkan pergi

Kau menjauh, aku takkan jauh

Sebenarnya diriku masih mengharapkanmu


Masih adakah cahaya rindumu

Yang dulu selalu cerminkan hatimu

Aku takkan bisa menghapus dirimu

Meski kulihat kini kau di seberang sana


Andai akhirnya kau tak juga kembali

Aku tetap sendiri menjaga hati...

[song by YOVIE and NUNO]


18 December 2007

"p e r s a h a b a t a n" katanya...

Pernah ada anak lelaki dengan watak buruk. Ayahnya memberi dia sekantung penuh paku, dan menyuruh anaknya memaku satu batang paku di pagar pekarangan setiap kali dia kehilangan kesabarannya atau berselisih paham dengan orang lain.


Hari pertama dia memaku 37 batang paku di pagar. Pada minggu-minggu berikutnya, dia belajar untuk menahan diri, dan jumlah paku yang dipakainya berkurang dari hari ke hari. Dia mendapatkan bahwa lebih gampang menahan diri daripada memaku di pagar.


Akhirnya tiba hari ketika dia tidak perlu lagi memaku sebatang paku pun dan dengan gembira disampaikannya hal itu kepada ayahnya.


Ayahnya kemudian menyuruhnya mencabut sebatang paku dari pagar setiap hari bila dia berhasil menahan diri/bersabar. Hari-hari berlalu dan akhirnya tiba harinya dia bisa menyampaikan kepada ayahnya bahwa semua paku sudah tercabut dari pagar.


Sang ayah membawa anaknya ke pagar dan berkata: “anakku, kamu sudah berlaku baik, tapi coba lihat betapa banyak lubang yang ada di pagar ini”


Pagar ini tidak akan kembali seperti semula. Kalau kamu berselisih paham atau bertengkar dengan orang lain, hal itu selalu meninggalkan luka seperti pada pagar ini.


Kau bisa menusukkan pisau di punggung orang dan mencabutnya kembali, tapi akan meninggalkan luka. Tak peduli berapa kali kau meminta maaf/menyesal, lukanya tetap tinggal. Luka melalui ucapan sama perihnya seperti luka fisik.

Kawan-kawan adalah perhiasan yang langka. Mereka membuatmu tertawa dan memberimu semangat. Mereka bersedia mendengarkan jika itu kau perlukan, mereka menunjang dan membuka hatimu. Tunjukkanlah kepada teman-temanmu betapa kau menyukai mereka.



Keindahan persahabatan adalah bahwa kamu tahu kepada siapa kamu dapat mempercayakan rahasia.” (Alessandro Manzoni)



Berilah kepada orang, lebih dari yang mereka harapkan, dan lakukan secara bijaksana.


Yakinlah pada dirimu ketika berkata “aku mencintaimu”.


Jika kau berkata “aku menyesal”, tataplah mata lawan bicaramu.


Jangan permainkan harapan orang lain. Mungkin kau bisa tersinggung, tapi itulah satu-satunya cara untuk menjalani hidupmu.


Jangan adili orang lain, tapi adili dirimu secara kritis.


Bicaralah pelan, tapi cepat dalam berpikir.


Jika kau ditanya sesuatu yang tak ingin kau jawab, senyumlah, dan tanya “mengapa kamu mau tahu?”


Ingatlah bahwa kasih yang paling indah dan sukses yang terbesar mengandung banyak resiko.


Jika kau kalah, jangan lupakan pelajaran dibalik kekalahan itu.


Hargai dirimu. Hargai orang lain. Bertanggungjawablah atas tindakanmu.


Jangan biarkan selisih paham merusak indahnya persahabatan.


Tersenyumlah ketika menjawab telepon, orang yang menelponmu akan mendengarnya dari suaramu.


Baca yang tersirat.


Bila kau tidak mendapatkan apa yang kau inginkan, mungkin saja itu keberuntunganmu.




*dikirim oleh seorang sahabat di sebuah milis

11 December 2007

Sajak tertidur di pelupuk waktu
Lentera padam satu-satu
Bahkan mentari telah kubunuh di kamarku
Seperti juga aku yang terpigura bisu di sudut ruangmu
Maka...biar kubisikkan kabar pada lelakiku
Tentang rindu yang tercipta diantara derit pintu terbuka tertutup
Menggali suatu yang coba kita sembunyikan
Dibalik kanvas-kanvas sajak cinta tanpa alur
Senyum bintang kecil yang gagal kita cipta nada
Jatuh berkeping di atap kota
Jatuh dan terlupa seperti ikrar yang ditasbihkan kaum
Tentang cinta yang selalu gagal mencapai pelabuhannya
Maka lelakiku...
Biarkan pagi memecah embun di bebatuan
Memahat prasasti kasih di setiap persimpangan
Tinggalkan saja...jangan ada kata perpisahan
Jangan ada tangis
Seperti perginya daun...
Luruh meninggalkan ranting-ranting kesepian
Memecah lebur rindu tak berkesudahan
Musim telah sempurna
Dan jika debur takbir memecah subuh di bening langitmu,
Pejamkan sekejap telaga teduh yang pernah ingin kuselami
Ijinkan ikhlasku menyapamu
Mungkin untuk terakhir kali
Sebelum aku harus melangkah menepi








* sejenak menepi.....meneduhkan hati.................

LOVE needS nO reaSoN...

Setiap sudut kota ini

Adalah syair yang direntangkan

Sepanjang itu kita tulis

Tak pernah sempat dibaca

Selalu saja ada kata dan kalimat baru

Setiap kali kita ingin berhenti...

Seperti cintamu yang mengalir

Di setiap sel tubuhku

Menjadi nafas dan denyut nadiku

Membuatku mati

Jika tak kau cintai...

Pasung aku dalam palung pikiranmu

Melihat dengan matamu

Berkata dengan mulutmu

Lebur aku ke dalam keseluruhanmu

Memahamimu tanpa meleset

Hingga koma dan titik...

Perlukah istana

Untuk membuktikan kesungguhan

Perlukan megah

Untuk mengabadikan kesetiaan

Aku cuma punya hati

Mencintaimu,

Dengan sederhana...

Aku mencintaimu


Karena aku mencintaimu...


Tak perlu alasan lain!










* percaya...cinta bisa menemukan jalannya sendiri...

08 December 2007

m a s i h . . .

Hari ini rasanya lain

Ada selapis kabut menyelimuti hati

Ada sehelai tirai menggantung di langit hati

Panggung pun dibuka

Dan seolah cerita itu berputar kembali

Ada yang membuatku selalu teringat

Ada yang membuatnya begitu lekat

Ketika semuanya datang dan pergi begitu cepat

Ketika rasa menanggung beban begitu berat

Sudah kucoba untuk tak menatap

Sudah kucoba untuk tak lagi berharap

Sudah penuh aku menyadari

Sudah cukup aku tersakiti

Tapi rasa ini tak juga beranjak pergi

Kerinduan ini begitu dalam tertanam di hati

Hingga lapis-lapis langit hati ini mulai runtuh

Hingga rongga-rongga hati ini mulai luluh

Letih raga ini berlinang peluh

Lelah jiwa ini berkubang keluh

Mimpi ini harus terus berlari

Tak ada yang perlu disesali




20.25 WIB


*untuk seseorang yang pernah membawa cahaya di hadirnya.....

Sahabat Jiwa

Sepotong hati ditawarkan padaku

Katanya “ini penawar racun untuk lukamu...”

Aku menatap matanya

Bertanya apakah tak apa

Aku belum mau menerimanya

Aku masih takut empedunya...





Dia datang lagi

Membawa potongan hati yang sama

Katanya “aku ingin kau menyimpannya...”

Aku kembali bertanya untuk apa

Dia tersenyum

Dia hanya ingin aku menyimpannya

Aku masih takut empedunya...





Lagi-lagi dia datang

Masih dengan mata yang sama

Dengan senyum yang sama juga

Menyerahkan potongan hati yang sama

Katanya “aku ingin kau memilikinya...”

Sungguh aku tak lagi punya kata

Aku tak lagi punya tanya





Ketika sahabat jiwa

Ada dan tiada tak apa





19.54 WIB



*sahabat jiwa.........benarkah ada?

20 November 2007

Yang tua, yang muda, dan seember air...

Suatu hari, seorang anak muda tidak sengaja menabrak seember air yang ada di tengah pintu masuk. Air dalam ember itu tentu jadi tumpah dan membasahi beberapa bagian ruangan tersebut. Karena suara berisik itu, orang tua anak itu lalu datang dan terkejut melihat kejadian itu. Tanpa pikir panjang, orang tua itu langsung memarahi anak muda itu sambil menuding-nuding.


“Kamu ini kalau jalan nggak pake mata ya???Kok bisa ember air sebesar itu nggak kelihatan??!!Apa kamu nggak bisa hati-hati kalau jalan di dalam rumah?!!Lihat ni jadi basah semua ruangan ini!!Disini kan banyak buku-buku penting dan mahal di lantai, kalau basah dan rusak semua gimana??!Kamu bisa perbaiki atau belikan lagi??Masih muda banyk tingkahnya, ceroboh juga.Cepat kamu bersihkan semua ini!30 menit lagi aku akan kembali dan semua harus sudah rapi seperti semula.Paham?”


“Saya paham.Maaf, saya sangat ceroboh karena tidak memperhatikan saat berjalan sehingga menabrak dan menumpahkan air itu.Lain kali tidak akan saya ulang, saya akan lebih berhati-hati.Akan saya bersihkan dan rapikan ruangan ini seperti semula.” Anak muda itu hanya bisa menunduk ketakutan dan penuh penyesalan. Setelah itu, dia mulai membersihkan akibat perbuatannya tadi.



Di suatu hari yang lain, tiba-tiba terdengar suara ribut dari pintu depan. Rupanya orang tua tadi telah menabrak seember air yang ada di dekat pintu sampai tumpah. Airnya benar-benar menggenangi sebagian besar ruangan itu. Anak muda yang kaget mendengar suara berisik, berlari menuju ruangan itu dan sangat kaget melihat kondisi ruangan itu yang seperti kebanjiran. Anak muda itu menjadi lebih kaget lagi karena sesaat setelah dia muncul di ruangan itu, orang tua itu tampak berkacak pinggang dengan mata melotot ke arahnya. Dan meluncurlah berbagai sumpah serapahnya.


“Kurang ajar!!!Siapa yang meletakkan ember berisi air ini di dekat pintu?Kenapa kamu ceroboh sekali!Kalau diletakkan di tengah jalan begini, siapapun yang lewat akan bisa menabraknya!!Apa kamu tidak tau kalau aku tadi sedang buru-buru??!Jelas-jelas ember ini sangat mengganggu orang yang lewat dan menghalangi jalanku!!Sekarang cepat kamu bersihkan dan rapikan ruangan ini sampai kembali seperti semula!Cepat, sebelum air itu mulai merusak benda-benda berharga yang ada di ruangan ini!!Kenapa kamu masih saja ceroboh??!Dasar anak muda!Memang nggak pernah bisa hati-hati!Dalam 15 menit ruangan ini harus sudah rapi!Mengerti?”


“Saya mengerti.Maaf, saya memang ceroboh karena meletakkan ember berisi air itu di dekat pintu, lain kali tidak akan saya ulangi lagi.Akan segera saya bersihkan ruangan ini.”Anak muda itu tidak banyak bicara lagi dan mulai bekerja membersihkan air di ruangan itu. Sementara itu, orang tua itu ternyata sudah pergi, meninggalkan anak muda itu sendiri dengan segudang tanda tanya yang tak mampu dilepaskannya.Ah, apalah artinya?





[peristiwa sejenis sering terjadi di masyarakat kita,bukan hanya tentang seember air, tapi tentang hampir setiap hal di kehidupan kita sehari-hari. Memang tidak bisa dan tidak boleh digeneralisir, tapi ini secara nyata banyak terjadi, banyak kita lihat, atau bahkan kita alami sendiri. Ada apa dengan fenomena ini?]

08 November 2007

jingga langit hati.....

Sore ini langit jingga. Tapi hatiku sedang biru. Mungkin rindu, mungkin pilu. Tak ada yang bisa katakan mengapa. Tak ada yang bisa jelaskan jawabnya. Aku berjalan sendiri. Mengejar bayangan langkah yang berlari. Menyusuri setiap jejak ironi yang terjadi. Menyibak sisa-sisa tirai hari ini. Dan menanti.


Senja hampir kelam. Melukis hitam pada malam. Anganku mulai tenggelam. Seiring mentari yang terbenam. Aku masih menapakkan langkah. Menghirup udara dingin yang basah. Mengais keping-keping gundah. Mencoba tetap menegakkan arah. Aku pasrah. Bertahan agar tak goyah. Meraih serpihan mimpi. Dan tetap menanti.


Gelap semakin pekat. Memeluk bumi erat. Membiaskan sedih yang tersirat. Tak ada tempat merapat. Tak tau harus kemana mendekat. Sakit rasanya menyayat. Pedih begitu hebat. Lidahku kelu. Rasaku beku. Tapi hatiku masih biru. Masih tetap sendiri. Dan aku masih menanti.

27 September 2007

aku harus bagaimana?

Bayangan itu berdiri di ujung garis cakrawala. Menepi hari meniti pelangi. Hadir menyapa hamparan pasir di bumi. Aku berjalan tertatih. Ingin mencoba berlari menghampiri. Tapi kaki ini seakan tak peduli. Tak mau menurut hati. Aku hanya bisa berdiri disini. Bisu tak bersuara. Hanya melihat dan mendengar. Tak sanggup berkata.

Aku harus bagaimana?

Aku terus manatap, dan berharap dia mendekat. Aku terus berharap, sampai jingga kembali merapat. Tapi dia tak kunjung datang, sampai langit gelap. Dia tak mendengar pasir, angin, dan suara hati yang mulai meratap. Sampai aku tak mampu lagi menatap. Aku hanya masih berharap.

Aku harus bagaimana?

Aku masih berharap dia mendekat. Tapi dia bahkan tak menatap. Tak tau, atau tak mau tau. Aku bertanya-tanya. Aku meraba-raba. Aku tak tau mengapa. Aku tak tau bagaimana. Aku masih ingin berharap. Dan langit makin pekat. Angin kian lelap.

Aku harus bagaimana?

Dia masih disana. Angkuh tak terkata. Dingin tak teraba. Hening tak bersuara. Masih tak tau, tak mau tau. Aku hanya ingin dia menatap. Aku ingin dia mendekat. Aku ingin dia sangat. Tapi dia membiarkan aku berharap.

Aku harus bagaimana?

Aku hampir lelah berharap. Tak ada asa yang melekat. Aku tak lagi menatap. Aku tak mau mendekat. Aku takut. Aku kalut. Lebih baik aku kembali. Membawa hatiku pergi. Menyimpannya di sudut almari. Walau sakit tak terperi. Walau mimpi tak terbeli.

Aku harus bagaimana?

Aku berhenti berharap. Meski dia mulai menatap. Meski dia melangkah mendekat. Aku tak ingin berharap. Aku tak ingin menatap. Aku tak peduli. Aku tak mau kembali.

31 July 2007

Bumi, Langit, dan Duka

Bumi kembali terhentak
Menyentuh nurani yang berdetak
Semua hati terbingkai mengais asa
Menggali sisi keikhlasan yang tersisa
Raga berguncang
Segala muara langit meluruh
Bergemuruh dalam setiap ketukannya
Meluapkan keheningan yang terbasuh peluh
Saat sejengkal kehidupan begitu berharga
Ketika sepenggal nyawa sangat bermakna
Berlinang air mata yang terbalut syukur
Bersujud memeluk kepedihan pilu
Hati ini mengemis menghamba
Jiwa ini menangis menghiba
Merintih merenangi gelombang fatamorgana
Menapak jalan pulang ke pangkuanNya

* untuk semua bencana yang akhir-akhir ini melanda merajalela...semoga bisa menjadi hikmah bagi kita bersama...

h e n i n g

Gerimis sudah habis…
Menyisakan detik yang tak bersuara
Mengukir bahasa tanpa kata
Hanya detak mencoba meraba dingin yang tersisa
Menimang bintang, mengayun malam
Cahaya bulan berguguran
Runtuh di atap kota
Mengubur singgasana persinggahan jiwa


Hening...
Malam masih tak bergeming
Membelai kesunyian ke setiap dinding hati
Mengetuk pintu-pintu kesendirian dalam sepi
Membuka semua kisi-kisi kerinduan yang sangat dalam
Membentangkan luas jendela pengharapan


Senyap...
Purnama kian terlelap
Dalam pelukan langit yang pekat berselimut gelap
Terbuai cahaya mata yang tiada henti menatap
Dan hati yang tiada henti berharap




* Untuk dia yang selamanya istimewa... *

SomedaY…

Beberapa tahun terakhir ini hidupku rasanya banyak berubah. Cukup menyenangkan. Penuh warna, penuh nuansa. Ada yang mengisi kekosongan. Ada yang menggantungkan harapan. Walau kadang merangkak perlahan, tapi akan berakhir kepastian. Slowly but sure. Aku punya mimpi. Aku punya banyak mimpi yang ingin aku capai. Tentang hidupku, tentang prestasiku, tentang masa depanku, tentang karirku, tentang idealismeku, tentang hobiku, tentang waktuku, tentang persahabatanku, juga tentang hatiku. Semuanya berbaur bagai saputangan pelangi di saku bajuku. Melebur bagai campuran logam yang meleleh di atas nampan panas. Bagai debu dan jutaan senyawa kimia yang melayang-layang di udara. Seperti plankton dan mikroorganisme yang menari bersama riak gelombang di lautan.


Aku menjalani hidupku. Berusaha memaknai langkahku. Aku ingin menyentuh jiwaku. Dan aku akan meraih takdirku, menggapai mimpiku. Aku berusaha berdiri, melangkah tegak, mencoba berpijak di tanah yang retak. Aku berlari, sekencang kumampu, sampai aku tak lagi mampu. Sampai raga membisu. Sampai nafas membeku. Aku akan bertahan. Terus meniti jejak yang tertahan, terbenam di muara kepasrahan.


Someday...aku akan mensyukuri setiap titik koma proses kehidupan yang aku jalani hari ini dan nanti. Meski kadang harus terseok, tapi tak pernah terhenti. Walau harus sering terjatuh, tapi akan tetap bangkit kembali. Karena aku masih punya mimpi. Karena aku masih punya hati. Menuntun langkahku meniti pelangi.






29 Juli 2007_21.42

Waktu kan menjawab...

Semilir angin bergelombang tenang
Memecah awan memercik bintang
Rindu yang tak berkesudahan
Menuntun mimpi dan harapan

Tanya teruntai di penghujung masa
Merangkai ragu pada satu asa
Mencoba mencari jawaban atas rasa
Menepis semua dusta yang tersisa

Aku dan diriku
Bertahan melangkah menapak laku
Meski tertatih terseok tanpa dirimu
Meski hati telah letih melupakanmu

Mengapa terus bertanya
Tentang cinta, tentang kita
Mengapa harus ada kata
Jika rasa cukup untuk segalanya

Tataplah mata
Berbahasa berbagi cerita
Tetaplah ada
Di hatiku selamanya

28 Juli 2007_23.44
Usahlah bertanya
Aku memang sayang
Hanyalah namamu
Terpatri di hatiku

Janganlah gelisah
Aku sungguh cinta
Hanyalah untukmu
Ingin ku bersama

Hingga langit memudar
Hujan tak lagi berawan
Hingga akhir dunia

Waktu kan menjawab
Hanya dirimu satu cintaku
[song bY WARNA]

27 July 2007

Do u ever feel?

Sebuah perasaan seperti kamu kehilangan sesuatu yang sangat berharga. Seperti ada yang lenyap menguap dari hidupmu. Seperti ada kepingan yang hilang secuil serpihannya sehingga tidak mungkin disatukan lagi. Seperti layang-layang yang talinya telah putus, dan layang-layangmu tersangkut di dahan pohon yang sangat tinggi, tapi terlalu rapuh untuk kamu daki. Seperti kamu kehilangan bola yang sedang asyik kamu mainkan, tapi bola itu kemudian lepas hingga tak terkejar walau kamu berlari.

Seseorang hadir dalam hidupmu, memberi arti pada setiap detik waktumu, memberi jiwa pada setiap detak jantungmu. Dia yang berjalan di sampingmu di saat terbaikmu, yang memeluk hatimu di saat terburukmu. Dia yang meraih tanganmu saat kamu tersandung dan terjatuh. Dia yang memberimu senyum, tawa, canda, dan bahagia. Dia juga yang memberimu luka, duka, dan airmata. Dia yang membantumu berdiri, berjalan, dan berlari. Dia yang maengajarimu segala hakekat dan makna, yang ada ataupun tak ada, yang nyata atau fatamorgana. Dan dia pun menjelma segalanya.

Tapi dia tak termiliki. Hatinya telah memilih tempatnya berlabuh kelak ketika jangkar telah siap ditambatkan. Hanya bayangnya yang selalu merayap ke dalam setiap mimpi di tidurmu. Jiwanya tak tersentuh. Detakmu telah luruh bersama peluh. Rasamu berkubang bimbang. Hatimu telah lelah bertahan, tapi juga letih berlari. Harus kemana membawa ujung penantian ini? Harus kemana menjemput harapan ini? Sampai masa merangkai dimensi, sampai kata memecah kebisuan hati. Dan kamu menunggu sampai tak mampu, menanti sisa cinta selamanya.

Satu-satunya yang paling aku kagumi, setelah sesaat kumiliki, akhirnya harus pergi.
Satu-satunya yang paling berarti, bahkan sampai saat ini tak pernah bisa kumiliki.






26 Juli 2007 – 21.24

Ketika Hati Harus Memilih

Many people said, HIDUP ADALAH PILIHAN. Padahal untuk hidup saja kita tidak punya pilihan. Kita tidak bisa memilih untuk menjelma dari benih laki-laki dan wanita mana, apakah kita ada karena memang dinanti ataukah kita sebenarnya diharapkan mati. Kita tidak bisa memilih untuk lahir dari rahim siapa, apakah seorang ibu yang beriman dan sholehah, ataukah dari wanita tuna susila yang kebetulan sedang tersentuh nurani keibuannya sehingga kali ini tidak ingin menggugurkan benih yang tumbuh di rahimnya yang bahkan tak pernah tau siapa ayah biologisnya. Kita tidak bisa memilih untuk terlahir di dunia sebagai seorang yang biasa diberi merek laki-laki ataukah sebagai seorang perempuan. Kita bahkan tidak bisa memilih apakah kita memiliki kulit putih, kuning, coklat, atau hitam. Pun kita tidak bisa memilih apakah rambut kita ikal, keriting, atau lurus, ataukah berwarna apa. Kita sama sekali tidak bisa memilih warna mata kita, bentuk hidung kita, dan semua yang wujud nyata pada tubuh kita. Bahkan kita tidak bisa memilih untuk hidup atau tidak hidup saat kita lahir. Tuhan yang memilih semuanya untuk kita.


Bagaimana ketika hati kita harus memilih?

Beragam jawaban pasti terlempar atas pertanyaan ini.

Si A bilang, dengarkan saja apa kata hatimu. Kalau kamu memang yakin bahwa dia yang dipilih oleh hatimu, maka percayalah. Jangan pernah membohongi hati sendiri. Dengarkan suara hati, lalu jalani saja pilihan itu dan terima apa adanya.

Si B berkata, walau kita tidak bisa membohongi hati, tapi hati bisa saja menipumu. Suara hati kadang terlalu sulit dibedakan dengan suara nafsu. Jika nafsumu sudah bicara atas nama hati, maka kamu harus segera menolaknya mentah-mentah tanpa ada kompromi, karena jika nafsu yang menguasaimu, maka nafsu pula lah yang akan mengendalikan hidupmu.

Si C lain lagi jawabannya. Katanya, hati itu bagai selubung misteri. Kita tidak akan pernah tau apa yang ada di dalamnya, seberapapun dalamnya kita menggali. Kita tidak akan pernah tau ada apa di ujungnya, seberapapun kencangnya kita berlari. Dan kita tidak akan pernah melihat puncaknya, seberapapun tingginya kita mendaki. Tidak ada yang bisa mendengar suara hati. Tidak ada yang bisa membaca kata hati. Yang kita lihat sebenarnya hanyalah sebuah tirai. Jadi, mendengar kata hati bagai meraba dalam kegelapan, tak tau apa yang kita lihat, tak tau benar atau salah.

Berbeda pula kata Si D, Si E, dan seterusnya. Jutaan orang manusia, jutaan kepala, jutaan pula isi pikirannya, maka jutaan pula jawaban yang tercipta. Namun adakalanya saat hati bertanya untuk memilih, tak selalu ada jawaban yang tepat untuk dipilih. Saat hati berkata ini baik, disaat yang sama sisi hati yang lain berkata ini tidak baik. Ketika satu sisi hati berkata itu benar, disaat yang sama sisi hati lainnya akan berkata itu salah. Selalu ada kontradiksi yang tercipta dari reaksi yang terjadi di setiap lobus hati. Jadi bagaimana jika hati harus memilih? Mungkin memang kita harus membiarkan Tuhan yang memilih untuk kita.


Dan apakah hidup itu tetap pilihan?
Jika jawaban Anda adalah TIDAK, artinya Anda telah memilih untuk mengingkari hidup dan semua organella juga sel-sel di dalamnya.
Jika jawaban Anda adalah IYA, artinya Anda telah memilih untuk mensyukuri setiap keping serpihan kehidupan yang berserakan di debu jalanan dan bertebaran di jajaran galaksi di tata surya.
Hidup adalah memilih untuk bersyukur, atau kufur.
Hidup adalah memilih untuk hidup, atau lebih hidup.


Dan sekarang Anda tidak punya pilihan untuk tidak membaca tulisan ini sampai titik terakhir. Karena saya telah memilih Anda untuk membacanya.





25 Juli 2007_22.38

25 May 2007

Dear kerinduan...

Gelombang laut terus pasang
Menelan buih-buih kenangan
Menghantam karang-karang kesetiaan
Melumat butiran pasir kejujuran
Aku hanya diam
Terluka dalam
Hanya bisa diam
Karena aku terluka
Aku ingin pergi
Aku ingin ke suatu tempat
Aku ingin kemana
Aku hanya ingin pergi
Manata hati
Merapikan kepingan yang berserakan
Memunguti yang tersisa
Memintal kembali yang telah terurai
Ah...tapi untuk apa???
Untuk siapa???
Sudahlah...
Biar kunikmati sendiri luka ini
Indah...meski menyakitkan
Tolong sampaikan pada kerinduan
Aku masih selalu merindukannya

Akan selalu merindukannya...

aURa itu...

Senja itu kembali tiba… Dan aku masih saja menimang bimbang, menelan segala kerinduan. Segala masa tlah berada pada dimensinya. Ntah ruang atau waktu, aku tak tau. Hatiku bergetar oleh rasa yang tak pernah pudar. Jiwaku meronta menghiba asa yang ingin kugapai di angkasa. Cinta tlah berlabuh di muara. Tak akan kembali ke hulu dermaga. Bagai mentari terbenam di ufuk pengharapan. Lalu tenggelam di samudra ketulusan. Melukis semburat jingga di goresan garis cakrawala. Aku melangkah lagi. Meniti keikhlasan di atas buih-buih laut malam. Membelah butiran pasir-pasir kesetiaan. Mengharap nyanyian bumi esok pagi. Aku melangkah lagi. Meski harus menelan segala kerinduan…


Hujan gerimis… Bukan hatiku sedang menangis. Mengais segala yang tersisa dalam kata. Mencoba merangkai yang ada dalam sebait doa. Tapi aku punya apa? Setangkai harapan dan seuntai kenangan. Apa lagi yang ada? Sepotong asa dan sehelai masa lalu. Ah….sudah lelah. Biarkan hati ini sejenak menepi meneduhkan mimpi. Merebahkan asa yang mungkin masih tersisa. Menyandarkan jiwa yang letih mengembara. Semua tak akan pergi sia-sia. Karena suatu masa akan tiba. Menyapa dahaga , membasuh rasa. Aku kembali. Dan hujan tak gerimis lagi…







* Untuk seseorang yang padanya tlah kubeberkan segala rahasia dan kutanamkan rasa seutuhnya… Jejak itu terlalu dalam tak terkikis jutaan dimensi masa dan kata…

19 September 2006

yang ada pergi...

Aku tau hati ini ada yang tak sempurna
Aku sadar jalan ini tak pernah selalu sama
Tapi langkah jiwaku menapak merindu
Mengukir jejak dirimu dalam kalbu
Kau yang tlah pergi
Hilang tak lagi kembali
Biar saja ku disini
Biar sendiri tetap menanti
Kita mungkin takkan bersatu
Meski hanya kenangan yang selalu
Hadir memahat rasa yang tak pernah padam
Menautkan bayang-bayang hati yang terluka
Kau yang kini pergi
Entah akankah kembali
Biar hatiku disini
Menanti yang tak pasti

17 September 2006

duabelas purnama berlalu

Tiada henti bermimpi…bernyanyi…dan menari…
Nyanyian gelombang surut dan pasang…
Terhempas karang lalu hilang…
Bagai sajak terbelah ilalang...
Karam tenggelam oleh malam…
Bintang berenang di lautan hitam…
Melukis kelabu pada awan kelam…
Terserak lepas membias...
Terdesak samudra luas...
Hanya waktu...
Tak akan pernah tau...
Hanya aku...
Semusim berlalu...
Dan duabelas purnama telah layu...

24 December 2005

"Sepenggal Sajak Yang Terbelah Ilalang"

Hanya barisan kata
yang tak berbayang
tersangkut di ujung cermin kolam tua
seuntai kabut yang menggayut lembut
berderai oleh tetes embun yang berdenting
membias senyap yang kian terlelap
memeluk pekat yang menapak erat


Sesal yang tergores
oleh luka yang 'tlah termaafkan
mengukir satu makna pada buai kirana
debur kerinduan yang menghempas kedalam relungku
hanya kata....untuk satu nama...


Aku yang terpaku
oleh segala kerapuhanku
meluruh rebah dalam gundah
berkubang menerawang dalam bimbang


Hanya sebatang ilalang
tumbuh bersemi dalam jiwaku
tapi biarlah...
karna dia iNDAH sebagai iLALANG.....





22122005_19.37pm

"Setiap Tentang Kita"

Setiap apa yang berdetak,
adalah KiTA...

Setiap apa yang berhembus,
adalah KiTA...

Setiap apa yang berbisik,
adalah KiTA...

Setiap apa yang bergetar,
adalah KiTA...

Setiap apa yang mengalir,
adalah KiTA...

Setiap apa yang memanggil,
adalah KiTA...

Setiap apa yang terucap,
adalah KiTA...

Dan setiap apa yang ada dan tiada,
hanya KiTA...





10122005_11.09am

"Antara Kita"

Gemerincing embun menyambut pagi
Menghias singgasana sang mentari
Dedaunan menghela nafas berdesah
Membelai kuncup-kuncup yang mulai resah

Aku, berdiri di sini
Mencari celah yang coba kuselami
Menengok bayangan yang ingin kuberi
Satu rasa yang takkan pernah mati

Mentari beranjak meninggi
Membias terik yang menaungi
Mengiring tiap langkah yang pergi
Memanggil hati kita 'tuk menepi

Tiap helai nafas yang kupetik
Seiring denting yang berbisik
Kupijakkan janjiku pada satu kata
KiTA...sahabat selamanya...





22112005_19.42pm

16 November 2005

"Kita"

Bumi yang tak pernah goyah menyangga langit,
Langit pun tak pernah lelah memayungi bumi...
Seperti hati kita,
Yang SATU oleh cinta...
Saling menopang saat mulai rapuh,
Melangkah seiring detak yang meluruh
Meski kadang tak pernah sama
Tapi hati kita saling menjaga
Kerinduan kita...saling percaya
Merangkai setia pada tiap masa
Karna cinta,
Selamanya milik kita...





06112005_17.32pm

[aURa...akaNkaH sELamanYa?]

"Cinta Untuk Kerinduanku..."

Jalan ini mulai berliku
Berkelok melangkah goyah
Namun kucoba kuatkan arahku
Menjaga segalanya agar tak terpecah

Rasa ini mulai terusik
Menggema kuat dan berbisik
Kerinduan hanya terasa hampa
Cinta pun tak lagi punya makna

Ah...
Mengapa kadang begitu berat
Lelah...
Jiwaku kadang merasa penat

Entah apa semua ini salahku
Yang begitu mencintaimu
Yang tak pernah berhenti merindukanmu
Menunggu menjemput cintamu

Aku percaya cintamu
Dalam lubuk hatiku
Tak pernah keraguan padamu
Sepenuh hati percaya cintamu untukku

Aku percaya cintamu
Ysng selalu menguatkan aku
Dalam kerinduanku...





06112005_17.16pm

"Entah Begitu..."

Detik...
Waktu...
Entah kemana kaubawa aku...
Tak tau kemana 'kan kau labuhkan hatiku...
Rindu ini...
Terlalu dalam 'tuk kuselami
Terlalu rapuh 'tuk kutiti
Terlalu tinggi 'tuk kuraih
Terlalu jauh 'tuk kugapai
Cinta...
Kemana kau akan pergi...
Entah dimana kau 'kan kembali
Entah kapan,
Hatiku 'kan berhenti merindukanmu,
Jiwaku 'kan berhenti mencintaimu...
Demi semua rasa yang 'tlah tercurah,
Meski sudah tak ada lagi yang tersisa,
Hanya saja...
Ah, entahlah...
Rindu ini masih saja memanggil namamu,
Mendekap cintamu...
Sampai nanti,
Tak akan berhenti...





05112005_16.38 pm

"Sahabat Jiwa, Kekasih Hati..."

Entah kapan rasa itu menyapa
Mengetuk tiap detik kita
Mengurai helai nafas kita
Menyelinap dalam lubuk hati kita

Jiwa ini tak ada keraguan
Rindu ini tak ingin kehilangan
Sejuta makna yang tersirat
Tergores dalam satu kata

Entah kapan aku 'kan menunggu
Entah nanti aku pun tak tau
Sepanjang ruh ini masih menyatu
Ragaku takkan pernah berhenti menunggu

Tuhan, hanya Kau yang tau
Tuhan, hanya Kau yang mengerti aku
Ijinkan hati kami meminta satu
Rangkaikan cinta kami dalam untaian kasihMu...

Meski kadang bernaung peluh
Meski harus letihku meluruh
Kau, tak lagi ada keraguan
Teman setia selamanya...





05112005_15.41 pm

"Benci Cintaku..."

Sudah jam sepuluh malam...
Dan aku sangat merindukannya
'Ntah kemana 'kan kupijakkan rasa ini
Aku benci mencintainya...
Benci...
Tapi begitu merindukannya...


Sudah jam sepuluh lewat...
Dan aku masih merindukannya
Bimbang berkubang dalam hatiku
'Ntah mengapa begitu dalam
Rasa ini membenamkan seluruh pikiranku
Menyesakkan tiap rongga dalam relung rinduku...


Sudah jam sebelas malam...
Senyap semakin pekat membias...
Ah...
Sampan harapan harus segera dilabuhkan
Harus kutepikan semua letih ini...
Tapi pada siapa akan kutambatkan?
Hanya satu hati yang bisa menjawabnya...
Dan itu...hanya dia...


Ah...
Aku benci...
Aku benci merindukannya...
Aku benci begitu mencintainya...





27102005_23.14 pm

01 October 2005

"Karena Cinta Percaya..."

Redup...
Kerlip hatiku memanggil namamu...
Biru...
Lentera hatiku membiaskan rindu jiwaku...
Membisikkan cintamu...
Hatiku kadang bertanya,
rindukah kau disana?
Seperti rinduku
memeluk cahayamu,
menghela setiamu,
menapak bersama langkahmu...
Tapi,
asamu harus kau raih,
citamu harus kau capai
Biarlah aku,
aku yang menunggumu,
hingga saatnya pasti kan tiba,
menjemput cinta kita...
Karna ku percaya cinta...





25092005_13.59pm

"Meski Cinta..."

Hatiku berdetak...
Sesaat tersentak...
Rasa yang pernah singgah,
mengukir sepenggal kisah,
kembali menyapa perlahan...
Meneduhkan setiap kerinduan
yang selalu tercipta...
Merangkum tiap keping cinta
tanpa kata...
Meski cinta...
tak ada keraguan...
Hatiku...
Hatinya...
akan selalu merangkai 'KITA'...





25092005_13.27pm

12 July 2005

faReweLL niTe_dJakarTa,12 maReT 2005




hadUuh...
raSanYa udH laMa bgT...
pdhL baRu 4buLan loH...
bneR2 udH kaNgeeeN bEraaaT sM kaLiaN smUa deH...
ajaiB yaA...
61 anaK maNusia yG barU saLinG keNaL...
barU peRtaMa kaLi kTmU...
daLam wakTu 7 x 24jaM...
biSa jaDi SATU keLuarGa bEsaR yG soLid!!!
saLinG meNyayaNgi...
saLinG meNjagA...
pOkoknYa kEreN bgT...
kaLian bneR2 udaH
mEmasUki hidUpku deNgan saNgaT iNdaH...
meNgiSinya deNgan inDaH jUga...
daN menjaDi yG teRinDaH...
mUdaH2aN...
kiTa biSa seLamanYa yaA...
meNjadi keLuaRga yG teRinDah daLam hiDupkU...
daLam hidUp kiTa...
sEmUa...




I LOVE U ALL!!!




-kangen-kangen-kangen-kangen-kangen-
-kangen-kangen-kangen-kangen-kangen-
kangeeeeeeeeeeeeeeeeennnnn...........!!!!!!!

05 July 2005

"Bertahan ku Disini"

Waktu terus berjalan, dalam ketergesaan
Kadang malam terlalu sedih 'tuk berbicara
Menapakkan rindu pada tiap jengkal jejaknya
Hatiku yang merindukannya,
Mengetuk mimpinya dengan sejuta harapan
Ingin ku kembali,
Menyapa kota yang pernah menjadi saksi kita
Ingin merengkuhnya mengikis jarak yang ada
Namun terlalu jauh...
Entah mengapa harus ada jarak itu
Meski memang tak ada yang salah dengan itu
Mungkin aku yang salah...
Hatiku yang selalu terbalut ragu
Bukan padanya...
Bukan pada cintanya...
Tapi hatiku,
Sanggupkah ku bertahan
disini?





03072005_13.29pm

23 June 2005

"Kembali" (2)

Entah...
Aku tak tau mengapa...
Semua itu benar-benar telah
merubah kita...
Jalan yang coba kita lewati,
berliku semakin tajam
Seakan tak pernah ada ujung...
Tak pernah ada akhir...
Mungkin kita perlu berhenti sejenak
Menepikan letih yang kadang merintih
Menghela nafas yang kian membias
Meneduhkan hati yang tak ingin pergi
Menyirami jiwa yang mulai layu
Menguatkan asa yang coba kita raih
Menghempas semua ragu
Hingga semuanya kembali termaafkan
Hingga senyum dan tawa...
Hingga rindu dan cinta...
Hingga hanya kita yang tersisa
Dan kita kembali melangkah
Menapak perlahan
Menyulam sepenggal kisah
yang pernah singgah
Menyusuri jalan yang masih saja sama
Dan...
Lihatlah cahaya di ujung jalan itu
Menantimu...
Menantiku...
Menanti kita...
Untuk sebuah persahabatan yang takkan pernah usai...




16062005_19.07pm

"Kembali" (1)

Saat pertemuan itu
Saat kata yang dulu pernah terucap
Saat hati kita mulai bicara
Aku tak tau apa yang kurasakan
Yang kutau,
Aku bahagia kau jadi sahabatku
Saat jarak menyapa kita
Menyisakan setiap waktu dalam kenangan
Tak ada yang berubah
Kau masih jadi sahabat baikku
Sampai saat ini
Setelah semua yang 'tlah terjadi
Setelah yang 'tlah kita lewati
Saat detik perlahan merubah detak kita
Mengetuknya menjadi berbeda
Hatiku sebersit bertanya,
"Masihkah kau sahabatku?"
Sekali lagi,
Aku tak pernah tau,
Yang kutau,
Aku masih sahabatmu....




13062005_18.43pm



:: maaf...jika aku pernah tak sama
maaf...jika kaurasa aku tak lagi aku
yang kutau,
yang kuinginkan,
KITA akan selalu menjadi KITA ::

03 June 2005

soMe inSpiraTion

Sesaat lagi kau akan mengetahui bahwa sinar matahari bisa membakar kalau kau menerimanya terlalu banyak…

Karena itu tanamlah kebunmu sendiri dan hiasilah jiwamu sendiri, daripada menunggu seseorang memberimu bunga...

Dan kau akan mulai menerima kekalahan dengan kepala tegak dan mata terbuka, dengan kebesaran hati seorang dewasa, bukan dengan kemurungan anak-anak...

Dan kau akan belajar membangun semua jalanmu hari ini, karena jalan esok terlalu tak pasti untuk rencana...

Dan kau akan tau bahwa kau sungguh-sungguh dapat memikul beban...bahwa kau benar-benar kuat...dan bahwa kau...benar-benar BERHARGA...



:: dari seorang salah satu sahabat ::

uR soULmaTe...

GOD gave you:


2 hands to hold

2 legs to walk

2 eyes to see

2 ears to hear


But why did GOD give you only one heart?

‘Coz GOD gave another one to someone for you to find…^_^

Adam & Hawa

Manusia Hawa dicipta dari rusuk manusia Adam,
Bukan dari kepalanya untuk jadi atasannya,
Bukan pula dari kakinya untuk dijadikan alas...
Melainkan dari sisinya untuk menjadi pendamping hidupnya,
Dekat dengan lengan untuk dilindungi,
Dekat dengan hati untuk dicintai...



:: daleeeeeeeeeeeeeeeeeeeeemmmmmmm.........^_^ ::

Gibran's_1

Bangun di fajar subuh dengan hati seringan awan…
Mensyukuri hari baru penuh kecintaan...
Istirahat di terik siang merenungkan puncak getaran cinta...
Pulang kala senja dengan syukur penuh di rongga dada...
Kemudian terlena dengan doa bagi yang tercinta dalam sanubari...
Dan sebuah nyanyian kesyukuran tersungging di bibir senyuman...


:: Gibran Kahlil Gibran ::

fOr u oNLy...

A Dozen Roses For You....


For the butterflies I get in my stomach when I see you

For spending time with me

For your hug when I need one

For loving me

For your understanding

For the special times we share

For all the memories you have given me

For always being there for me when I need you

For the love I feel in my heart

For the joy you bring into my life

For always listening to me

For your unconditional friendship


_thanx...thanx...thanx!_

"i love u"

I love you not only for what you are,
But for what I am when I am with you…

I love you not only for what you have made of yourself,
But for what you are making of me…

I love you for the part of me,
That you will bring out…

I love you for passing over my foolish and weak traits,
That you can’t help but see…

I love you for drawing out into the light my beauty,
That no one else had loved quite far enough to find…


_thank you for loving me_

"Because Of You"

If ever you wondered
If you touched my soul, yes you do
Since I met you, I’m not the same
You bring life to everything I do
Just the way you say Hello,
With one touched I can’t let go
Never thought I’d fallen’ in love with you…
B’coz of you, my life has changed
Thank you for the love and the joy you bring
B’coz of you, I feel no shame
I’ll tell the world…
Just b’coz of you…
Sometimes I get lonely, and all I gotta do is think of you
You captured something inside of me
You make all of my dreams come true
It’s not enough that you love me for me
You reached inside and touched me internally
“I LOVE YOU” _ best explained how I feel for you…
The magic in your eyes
True love I can’t deny
When you hold me, I just lose control
I want you to know
That I’m never letting go
You mean some much to me
I want the world to see,
Just b’coz of you…

:: i love da way u love me ::


01 June 2005

"Rapuh"

Saat sunyi tak lagi punya kata

ketika diam tak lagi berbahasa

akankah ragu hatiku menjelma nyata?

menusuk relungku dengan air mata


Saat jarak menjadi sebuah jurang

dalam...dan semakin dalam...

hingga dusta mencabik-cabik kejujuran

menggores percayaku pada dirinya


Kepada siapa aku bertanya?

Kepada siapa aku percaya?

Dahan mana yang harus kupijak?

sementara, ranting hatiku telah rapuh...


Masih bolehkah aku percaya?

walau senyumnya menggores luka

meski sapanya mengoyak jingga

adil-kah?





23052004_18.50pm

31 May 2005

"Sebuah Titik Akhir"

Satu jiwa telah pergi,
Satu cinta telah berlalu,
Satu rindu kubawa pulang,
'Kan kusimpan untuk malam


Memang sedih...
Memang sakit...


Jiwaku bagai daun yang berguguran
Terombang ambing dalam hembusan angin
Terantuk...Terseok...Terpuruk...
Terserak tanpa makna...
Nafasku luruh helai demi helai,
Seiring jingga mengetuk pintu senja


Luka itu,
Memang perih...
Memang sakit...





17112003-20.00pm

"Masihkah, Cinta?"

Sepotong bintang tersenyum padaku
Sinarnya menghunus kerinduan maya
Hanya tanya yang menabur warnaku
Biasnya membawa jiwaku padanya


Satu ragu terbersit di hatiku
Mencoba mencari celah pada jalannya
Membawa sejuta asa yang tlah beku
Seiring langkahku menapak senja


Kadang letih aku menggapai
Kadang bimbang harus jadi jawabnya
Seiring rasaku yang mencari arti
Di balik kejujuran hatinya


Hanya satu tanya
Bergema dalam bisikan
Mengoyak percayaku
Menggores setiaku


Cinta,
Masihkah?





20052004_20.17pm

"Jauh"

Sepetik puisi teralun
Biru dalam haru kalbu
Sepenggal kisah tertunda
Terhanyut oleh samudra


Sepotong kasih terlupa
Secuil rindu menyapa
Sehelai cinta terbang
Meninggalkan sayap dan mahkotanya


Sejuta kuncup enggan mekar
Hanya belukar yang tumbuh liar
Cahaya kunang mulai meremang
Malam pun tidur berselimut kabut kenangan


Bintang terlelap dalam buaian rembulan
Dalam balutan mantel aurora
Jiwa suci itu pun pergi juga
Menghitung langkah, menapaki dunia


Satu...dua...
Seratus...seribu...
Atau mungkin,
Sejuta tahun lagi...


Akankah kita bertemu kembali?





29122003_11.00am

"Cintaku Merah,Biru,Hitam,Putih,dan Kelabu"

Kalau cinta itu merah,
Biar kuukir namamu dengan darah

Kalau cinta itu biru,
Biar kupahat namamu di hatiku

Kalau cinta itu hitam,
Biar cahaya hatimu menuntunku dalam kelam

Kalau cinta itu putih,
Biar senyummu biaskan rona jiwamu yang suci

Kalau cinta itu kelabu,
Jangan pernah ragu, bahwa aku mencintaimu...





09092003_22.35pm

"Sebuah Kisah"

Bila aku tau
Apa yang menggema dalam sisi nuraniku
Begitu pelan namun dalam
Menoreh biru pada pekat kesunyianku

Tenang...
Mengalun lembut pada rima-rima akhir gubahanku

Diam menunjukkan perih luka yang ’tlah terbalut lara
Samar namun nyata menyenangkan segalanya...

Mega..
Sudahlah jangan kau ikuti aku
Biarkan aku berlari mencari cintaku
Menggenggam hatinya agar tak berlalu
Menuntun detaknya agar hanya untukku
Menggapai kedewasaannya mendampingi keceriaanku

Rembulan bantu aku
Menyinari indahnya menuai gemerlapku
Meredupka bara antara kau dan aku
Menimang kasih di kedua bahuku





.: Saat aku mempercayaimu,
adalah caraku mencintaimu... :.

"Saat Jarak Memisahkan"

Menapak di ujung waktu
Meniti di batas pilu
Rindu hatiku menoreh biru
Merangkai kata dalam bisu
Saat jarak memisahkan,
Oleh pulau dan samudra
Ijinkan bayangku menjelma
Untuk sekedar mengetuk mimpinya
Saat jarak memisahkan,
Kemana rindu ’kan kubawa pulang?
Dimana ’kan kupijakkan setiaku?
Saat jarak memisahkan,
Jauh..
Begitu jauh ’tuk kusentuh
Ragaku lelah menggapai
Jiwaku letih meraih
Tapi aku percaya,
Akan selalu ada ”KITA”





27012005_11.53am

.: truly, madly, deeply MISS U! :.

"Sebuah Sajak Tanpa Alur"

Ketika kata tak lagi berbahasa,
Saat nada sudah hampir habis,
Tak punya jiwa ’tuk mengurai duka


Perih ini,
Menggores relung kami,
Menusuk jasad kami
Raga ini sudah letih,
Hati ini tak ingin kembali


Ketika badai menyapa ruh-ruh kami,
Saat samudra menghempas nyawa-nyawa kami


Tangan itu,
Melukis kisah kami,
Di balik kanvas-kanvas yang terkoyak,
Memahat luka kami,
Pada prasasti bisu yang membeku


Satu tanya mencabik kepedihan,
Tapi tak jua kami temukan jawabnya
Ketika lorong itu semakin panjang,
Semakin pekat oleh genangan air mata,
Menghanyutkan sedikit perih yang tersisa


Sementara kami masih terus berjalan,
Bukan tak membawa apa-apa,
Kami membawa setangkai senyuman,
Dengan kuncup harapan yang menanti mekar,
Kelopak cinta yang menyangganya,
Daun-daun kasih sayang yang memayunginya,
Dan duri-duri kepasrahan yang menguatkannya


Kami pergi, bukan untuk pergi
Kami pergi, tak hendak lari
Tapi kami pergi,
Untuk kembali di sini
Setelah kami temukan,
Setitik cahaya asa dalam mata kami
Untuk kembali,
Menggapai cita kami,
Membangun mimpi kami
Bukan di tempat lain,
Tapi di sini, Negeri kami,
Ibu Pertiwi...





16012005_21.02pm

.: Aceh jangan besedih lagi
Indonesia jangan menangis lagi
Kutitipkan sebingkai doa
Semoga Allah mendengarnya
:.

"Hanya Waktu"

Waktu yang melihat semuanya

sejak tiada menjadi ada

hingga yang ada tumbuh dan mekar

sampai kembali tiada


Waktu yang mendengar semuanya

saat senyuman menjadi tawa

dan tawa tumbuh menjelma cinta

hingga menjadi air mata


Waktu hanya melihat

waktu hanya mendengar

sekarang biarlah waktu berbicara

memberi kesaksian pada dunia


Waktu mengisahkan apa yang didengarnya

tentang kasih sayang dalam senyuman seorang teman

tentang cinta dalam tawa seorang sahabat

dan setetes rindu dalam air mata perpisahan





03092004_08.49am

.: kadang kita harus membiarkan waktu yg berbicara...dengarkan saja... :.

"The End"

Kadang begitu biasa

diam tak banyak bicara

tanpa kata

tanpa suara


Semua rasa terhempas

Keras!

seiring ragu yang menjelma

begitu nyata,

dan menyiksa


Raga kita mengukir cinta

tapi jiwa

tak henti memahat dusta

mencabik setia


Jujur melebur menjadi debu

hangus terbakar

menjadi abu

tak ada yang tersisa untuk cinta


Habis...

dan habis...


02072004_20.50pm