31 May 2005

"Sebuah Titik Akhir"

Satu jiwa telah pergi,
Satu cinta telah berlalu,
Satu rindu kubawa pulang,
'Kan kusimpan untuk malam


Memang sedih...
Memang sakit...


Jiwaku bagai daun yang berguguran
Terombang ambing dalam hembusan angin
Terantuk...Terseok...Terpuruk...
Terserak tanpa makna...
Nafasku luruh helai demi helai,
Seiring jingga mengetuk pintu senja


Luka itu,
Memang perih...
Memang sakit...





17112003-20.00pm

"Masihkah, Cinta?"

Sepotong bintang tersenyum padaku
Sinarnya menghunus kerinduan maya
Hanya tanya yang menabur warnaku
Biasnya membawa jiwaku padanya


Satu ragu terbersit di hatiku
Mencoba mencari celah pada jalannya
Membawa sejuta asa yang tlah beku
Seiring langkahku menapak senja


Kadang letih aku menggapai
Kadang bimbang harus jadi jawabnya
Seiring rasaku yang mencari arti
Di balik kejujuran hatinya


Hanya satu tanya
Bergema dalam bisikan
Mengoyak percayaku
Menggores setiaku


Cinta,
Masihkah?





20052004_20.17pm

"Jauh"

Sepetik puisi teralun
Biru dalam haru kalbu
Sepenggal kisah tertunda
Terhanyut oleh samudra


Sepotong kasih terlupa
Secuil rindu menyapa
Sehelai cinta terbang
Meninggalkan sayap dan mahkotanya


Sejuta kuncup enggan mekar
Hanya belukar yang tumbuh liar
Cahaya kunang mulai meremang
Malam pun tidur berselimut kabut kenangan


Bintang terlelap dalam buaian rembulan
Dalam balutan mantel aurora
Jiwa suci itu pun pergi juga
Menghitung langkah, menapaki dunia


Satu...dua...
Seratus...seribu...
Atau mungkin,
Sejuta tahun lagi...


Akankah kita bertemu kembali?





29122003_11.00am

"Cintaku Merah,Biru,Hitam,Putih,dan Kelabu"

Kalau cinta itu merah,
Biar kuukir namamu dengan darah

Kalau cinta itu biru,
Biar kupahat namamu di hatiku

Kalau cinta itu hitam,
Biar cahaya hatimu menuntunku dalam kelam

Kalau cinta itu putih,
Biar senyummu biaskan rona jiwamu yang suci

Kalau cinta itu kelabu,
Jangan pernah ragu, bahwa aku mencintaimu...





09092003_22.35pm

"Sebuah Kisah"

Bila aku tau
Apa yang menggema dalam sisi nuraniku
Begitu pelan namun dalam
Menoreh biru pada pekat kesunyianku

Tenang...
Mengalun lembut pada rima-rima akhir gubahanku

Diam menunjukkan perih luka yang ’tlah terbalut lara
Samar namun nyata menyenangkan segalanya...

Mega..
Sudahlah jangan kau ikuti aku
Biarkan aku berlari mencari cintaku
Menggenggam hatinya agar tak berlalu
Menuntun detaknya agar hanya untukku
Menggapai kedewasaannya mendampingi keceriaanku

Rembulan bantu aku
Menyinari indahnya menuai gemerlapku
Meredupka bara antara kau dan aku
Menimang kasih di kedua bahuku





.: Saat aku mempercayaimu,
adalah caraku mencintaimu... :.

"Saat Jarak Memisahkan"

Menapak di ujung waktu
Meniti di batas pilu
Rindu hatiku menoreh biru
Merangkai kata dalam bisu
Saat jarak memisahkan,
Oleh pulau dan samudra
Ijinkan bayangku menjelma
Untuk sekedar mengetuk mimpinya
Saat jarak memisahkan,
Kemana rindu ’kan kubawa pulang?
Dimana ’kan kupijakkan setiaku?
Saat jarak memisahkan,
Jauh..
Begitu jauh ’tuk kusentuh
Ragaku lelah menggapai
Jiwaku letih meraih
Tapi aku percaya,
Akan selalu ada ”KITA”





27012005_11.53am

.: truly, madly, deeply MISS U! :.

"Sebuah Sajak Tanpa Alur"

Ketika kata tak lagi berbahasa,
Saat nada sudah hampir habis,
Tak punya jiwa ’tuk mengurai duka


Perih ini,
Menggores relung kami,
Menusuk jasad kami
Raga ini sudah letih,
Hati ini tak ingin kembali


Ketika badai menyapa ruh-ruh kami,
Saat samudra menghempas nyawa-nyawa kami


Tangan itu,
Melukis kisah kami,
Di balik kanvas-kanvas yang terkoyak,
Memahat luka kami,
Pada prasasti bisu yang membeku


Satu tanya mencabik kepedihan,
Tapi tak jua kami temukan jawabnya
Ketika lorong itu semakin panjang,
Semakin pekat oleh genangan air mata,
Menghanyutkan sedikit perih yang tersisa


Sementara kami masih terus berjalan,
Bukan tak membawa apa-apa,
Kami membawa setangkai senyuman,
Dengan kuncup harapan yang menanti mekar,
Kelopak cinta yang menyangganya,
Daun-daun kasih sayang yang memayunginya,
Dan duri-duri kepasrahan yang menguatkannya


Kami pergi, bukan untuk pergi
Kami pergi, tak hendak lari
Tapi kami pergi,
Untuk kembali di sini
Setelah kami temukan,
Setitik cahaya asa dalam mata kami
Untuk kembali,
Menggapai cita kami,
Membangun mimpi kami
Bukan di tempat lain,
Tapi di sini, Negeri kami,
Ibu Pertiwi...





16012005_21.02pm

.: Aceh jangan besedih lagi
Indonesia jangan menangis lagi
Kutitipkan sebingkai doa
Semoga Allah mendengarnya
:.

"Hanya Waktu"

Waktu yang melihat semuanya

sejak tiada menjadi ada

hingga yang ada tumbuh dan mekar

sampai kembali tiada


Waktu yang mendengar semuanya

saat senyuman menjadi tawa

dan tawa tumbuh menjelma cinta

hingga menjadi air mata


Waktu hanya melihat

waktu hanya mendengar

sekarang biarlah waktu berbicara

memberi kesaksian pada dunia


Waktu mengisahkan apa yang didengarnya

tentang kasih sayang dalam senyuman seorang teman

tentang cinta dalam tawa seorang sahabat

dan setetes rindu dalam air mata perpisahan





03092004_08.49am

.: kadang kita harus membiarkan waktu yg berbicara...dengarkan saja... :.

"The End"

Kadang begitu biasa

diam tak banyak bicara

tanpa kata

tanpa suara


Semua rasa terhempas

Keras!

seiring ragu yang menjelma

begitu nyata,

dan menyiksa


Raga kita mengukir cinta

tapi jiwa

tak henti memahat dusta

mencabik setia


Jujur melebur menjadi debu

hangus terbakar

menjadi abu

tak ada yang tersisa untuk cinta


Habis...

dan habis...


02072004_20.50pm