Satu jiwa telah pergi,
Satu cinta telah berlalu,
Satu rindu kubawa pulang,
'Kan kusimpan untuk malam
Memang sedih...
Memang sakit...
Jiwaku bagai daun yang berguguran
Terombang ambing dalam hembusan angin
Terantuk...Terseok...Terpuruk...
Terserak tanpa makna...
Nafasku luruh helai demi helai,
Seiring jingga mengetuk pintu senja
Luka itu,
Memang perih...
Memang sakit...
17112003-20.00pm
31 May 2005
"Masihkah, Cinta?"
Sepotong bintang tersenyum padaku
Sinarnya menghunus kerinduan maya
Hanya tanya yang menabur warnaku
Biasnya membawa jiwaku padanya
Satu ragu terbersit di hatiku
Mencoba mencari celah pada jalannya
Membawa sejuta asa yang tlah beku
Seiring langkahku menapak senja
Kadang letih aku menggapai
Kadang bimbang harus jadi jawabnya
Seiring rasaku yang mencari arti
Di balik kejujuran hatinya
Hanya satu tanya
Bergema dalam bisikan
Mengoyak percayaku
Menggores setiaku
Cinta,
Masihkah?
20052004_20.17pm
Sinarnya menghunus kerinduan maya
Hanya tanya yang menabur warnaku
Biasnya membawa jiwaku padanya
Satu ragu terbersit di hatiku
Mencoba mencari celah pada jalannya
Membawa sejuta asa yang tlah beku
Seiring langkahku menapak senja
Kadang letih aku menggapai
Kadang bimbang harus jadi jawabnya
Seiring rasaku yang mencari arti
Di balik kejujuran hatinya
Hanya satu tanya
Bergema dalam bisikan
Mengoyak percayaku
Menggores setiaku
Cinta,
Masihkah?
20052004_20.17pm
"Jauh"
Sepetik puisi teralun
Biru dalam haru kalbu
Sepenggal kisah tertunda
Terhanyut oleh samudra
Sepotong kasih terlupa
Secuil rindu menyapa
Sehelai cinta terbang
Meninggalkan sayap dan mahkotanya
Sejuta kuncup enggan mekar
Hanya belukar yang tumbuh liar
Cahaya kunang mulai meremang
Malam pun tidur berselimut kabut kenangan
Bintang terlelap dalam buaian rembulan
Dalam balutan mantel aurora
Jiwa suci itu pun pergi juga
Menghitung langkah, menapaki dunia
Satu...dua...
Seratus...seribu...
Atau mungkin,
Sejuta tahun lagi...
Akankah kita bertemu kembali?
29122003_11.00am
Biru dalam haru kalbu
Sepenggal kisah tertunda
Terhanyut oleh samudra
Sepotong kasih terlupa
Secuil rindu menyapa
Sehelai cinta terbang
Meninggalkan sayap dan mahkotanya
Sejuta kuncup enggan mekar
Hanya belukar yang tumbuh liar
Cahaya kunang mulai meremang
Malam pun tidur berselimut kabut kenangan
Bintang terlelap dalam buaian rembulan
Dalam balutan mantel aurora
Jiwa suci itu pun pergi juga
Menghitung langkah, menapaki dunia
Satu...dua...
Seratus...seribu...
Atau mungkin,
Sejuta tahun lagi...
Akankah kita bertemu kembali?
29122003_11.00am
"Cintaku Merah,Biru,Hitam,Putih,dan Kelabu"
Kalau cinta itu merah,
Biar kuukir namamu dengan darah
Kalau cinta itu biru,
Biar kupahat namamu di hatiku
Kalau cinta itu hitam,
Biar cahaya hatimu menuntunku dalam kelam
Kalau cinta itu putih,
Biar senyummu biaskan rona jiwamu yang suci
Kalau cinta itu kelabu,
Jangan pernah ragu, bahwa aku mencintaimu...
09092003_22.35pm
Biar kuukir namamu dengan darah
Kalau cinta itu biru,
Biar kupahat namamu di hatiku
Kalau cinta itu hitam,
Biar cahaya hatimu menuntunku dalam kelam
Kalau cinta itu putih,
Biar senyummu biaskan rona jiwamu yang suci
Kalau cinta itu kelabu,
Jangan pernah ragu, bahwa aku mencintaimu...
09092003_22.35pm
"Sebuah Kisah"
Bila aku tau
Apa yang menggema dalam sisi nuraniku
Begitu pelan namun dalam
Menoreh biru pada pekat kesunyianku
Tenang...
Mengalun lembut pada rima-rima akhir gubahanku
Diam menunjukkan perih luka yang ’tlah terbalut lara
Samar namun nyata menyenangkan segalanya...
Mega..
Sudahlah jangan kau ikuti aku
Biarkan aku berlari mencari cintaku
Menggenggam hatinya agar tak berlalu
Menuntun detaknya agar hanya untukku
Menggapai kedewasaannya mendampingi keceriaanku
Rembulan bantu aku
Menyinari indahnya menuai gemerlapku
Meredupka bara antara kau dan aku
Menimang kasih di kedua bahuku
.: Saat aku mempercayaimu,
adalah caraku mencintaimu... :.
Apa yang menggema dalam sisi nuraniku
Begitu pelan namun dalam
Menoreh biru pada pekat kesunyianku
Tenang...
Mengalun lembut pada rima-rima akhir gubahanku
Diam menunjukkan perih luka yang ’tlah terbalut lara
Samar namun nyata menyenangkan segalanya...
Mega..
Sudahlah jangan kau ikuti aku
Biarkan aku berlari mencari cintaku
Menggenggam hatinya agar tak berlalu
Menuntun detaknya agar hanya untukku
Menggapai kedewasaannya mendampingi keceriaanku
Rembulan bantu aku
Menyinari indahnya menuai gemerlapku
Meredupka bara antara kau dan aku
Menimang kasih di kedua bahuku
.: Saat aku mempercayaimu,
adalah caraku mencintaimu... :.
"Saat Jarak Memisahkan"
Menapak di ujung waktu
Meniti di batas pilu
Rindu hatiku menoreh biru
Merangkai kata dalam bisu
Saat jarak memisahkan,
Oleh pulau dan samudra
Ijinkan bayangku menjelma
Untuk sekedar mengetuk mimpinya
Saat jarak memisahkan,
Kemana rindu ’kan kubawa pulang?
Dimana ’kan kupijakkan setiaku?
Saat jarak memisahkan,
Jauh..
Begitu jauh ’tuk kusentuh
Ragaku lelah menggapai
Jiwaku letih meraih
Tapi aku percaya,
Akan selalu ada ”KITA”
27012005_11.53am
.: truly, madly, deeply MISS U! :.
Meniti di batas pilu
Rindu hatiku menoreh biru
Merangkai kata dalam bisu
Saat jarak memisahkan,
Oleh pulau dan samudra
Ijinkan bayangku menjelma
Untuk sekedar mengetuk mimpinya
Saat jarak memisahkan,
Kemana rindu ’kan kubawa pulang?
Dimana ’kan kupijakkan setiaku?
Saat jarak memisahkan,
Jauh..
Begitu jauh ’tuk kusentuh
Ragaku lelah menggapai
Jiwaku letih meraih
Tapi aku percaya,
Akan selalu ada ”KITA”
27012005_11.53am
.: truly, madly, deeply MISS U! :.
"Sebuah Sajak Tanpa Alur"
Ketika kata tak lagi berbahasa,
Saat nada sudah hampir habis,
Tak punya jiwa ’tuk mengurai duka
Perih ini,
Menggores relung kami,
Menusuk jasad kami
Raga ini sudah letih,
Hati ini tak ingin kembali
Ketika badai menyapa ruh-ruh kami,
Saat samudra menghempas nyawa-nyawa kami
Tangan itu,
Melukis kisah kami,
Di balik kanvas-kanvas yang terkoyak,
Memahat luka kami,
Pada prasasti bisu yang membeku
Satu tanya mencabik kepedihan,
Tapi tak jua kami temukan jawabnya
Ketika lorong itu semakin panjang,
Semakin pekat oleh genangan air mata,
Menghanyutkan sedikit perih yang tersisa
Sementara kami masih terus berjalan,
Bukan tak membawa apa-apa,
Kami membawa setangkai senyuman,
Dengan kuncup harapan yang menanti mekar,
Kelopak cinta yang menyangganya,
Daun-daun kasih sayang yang memayunginya,
Dan duri-duri kepasrahan yang menguatkannya
Kami pergi, bukan untuk pergi
Kami pergi, tak hendak lari
Tapi kami pergi,
Untuk kembali di sini
Setelah kami temukan,
Setitik cahaya asa dalam mata kami
Untuk kembali,
Menggapai cita kami,
Membangun mimpi kami
Bukan di tempat lain,
Tapi di sini, Negeri kami,
Ibu Pertiwi...
16012005_21.02pm
.: Aceh jangan besedih lagi
Indonesia jangan menangis lagi
Kutitipkan sebingkai doa
Semoga Allah mendengarnya :.
Saat nada sudah hampir habis,
Tak punya jiwa ’tuk mengurai duka
Perih ini,
Menggores relung kami,
Menusuk jasad kami
Raga ini sudah letih,
Hati ini tak ingin kembali
Ketika badai menyapa ruh-ruh kami,
Saat samudra menghempas nyawa-nyawa kami
Tangan itu,
Melukis kisah kami,
Di balik kanvas-kanvas yang terkoyak,
Memahat luka kami,
Pada prasasti bisu yang membeku
Satu tanya mencabik kepedihan,
Tapi tak jua kami temukan jawabnya
Ketika lorong itu semakin panjang,
Semakin pekat oleh genangan air mata,
Menghanyutkan sedikit perih yang tersisa
Sementara kami masih terus berjalan,
Bukan tak membawa apa-apa,
Kami membawa setangkai senyuman,
Dengan kuncup harapan yang menanti mekar,
Kelopak cinta yang menyangganya,
Daun-daun kasih sayang yang memayunginya,
Dan duri-duri kepasrahan yang menguatkannya
Kami pergi, bukan untuk pergi
Kami pergi, tak hendak lari
Tapi kami pergi,
Untuk kembali di sini
Setelah kami temukan,
Setitik cahaya asa dalam mata kami
Untuk kembali,
Menggapai cita kami,
Membangun mimpi kami
Bukan di tempat lain,
Tapi di sini, Negeri kami,
Ibu Pertiwi...
16012005_21.02pm
.: Aceh jangan besedih lagi
Indonesia jangan menangis lagi
Kutitipkan sebingkai doa
Semoga Allah mendengarnya :.
"Hanya Waktu"
Waktu yang melihat semuanya
sejak tiada menjadi ada
hingga yang ada tumbuh dan mekar
sampai kembali tiada
Waktu yang mendengar semuanya
saat senyuman menjadi tawa
dan tawa tumbuh menjelma cinta
hingga menjadi air mata
Waktu hanya melihat
waktu hanya mendengar
sekarang biarlah waktu berbicara
memberi kesaksian pada dunia
Waktu mengisahkan apa yang didengarnya
tentang kasih sayang dalam senyuman seorang teman
tentang cinta dalam tawa seorang sahabat
dan setetes rindu dalam air mata perpisahan
03092004_08.49am
.: kadang kita harus membiarkan waktu yg berbicara...dengarkan saja... :.
sejak tiada menjadi ada
hingga yang ada tumbuh dan mekar
sampai kembali tiada
Waktu yang mendengar semuanya
saat senyuman menjadi tawa
dan tawa tumbuh menjelma cinta
hingga menjadi air mata
Waktu hanya melihat
waktu hanya mendengar
sekarang biarlah waktu berbicara
memberi kesaksian pada dunia
Waktu mengisahkan apa yang didengarnya
tentang kasih sayang dalam senyuman seorang teman
tentang cinta dalam tawa seorang sahabat
dan setetes rindu dalam air mata perpisahan
03092004_08.49am
.: kadang kita harus membiarkan waktu yg berbicara...dengarkan saja... :.
"The End"
Kadang begitu biasa
diam tak banyak bicara
tanpa kata
tanpa suara
Semua rasa terhempas
Keras!
seiring ragu yang menjelma
begitu nyata,
dan menyiksa
Raga kita mengukir cinta
tapi jiwa
tak henti memahat dusta
mencabik setia
Jujur melebur menjadi debu
hangus terbakar
menjadi abu
tak ada yang tersisa untuk cinta
Habis...
dan habis...
diam tak banyak bicara
tanpa kata
tanpa suara
Semua rasa terhempas
Keras!
seiring ragu yang menjelma
begitu nyata,
dan menyiksa
Raga kita mengukir cinta
tapi jiwa
tak henti memahat dusta
mencabik setia
Jujur melebur menjadi debu
hangus terbakar
menjadi abu
tak ada yang tersisa untuk cinta
Habis...
dan habis...
02072004_20.50pm
Subscribe to:
Posts (Atom)