25 May 2007

Dear kerinduan...

Gelombang laut terus pasang
Menelan buih-buih kenangan
Menghantam karang-karang kesetiaan
Melumat butiran pasir kejujuran
Aku hanya diam
Terluka dalam
Hanya bisa diam
Karena aku terluka
Aku ingin pergi
Aku ingin ke suatu tempat
Aku ingin kemana
Aku hanya ingin pergi
Manata hati
Merapikan kepingan yang berserakan
Memunguti yang tersisa
Memintal kembali yang telah terurai
Ah...tapi untuk apa???
Untuk siapa???
Sudahlah...
Biar kunikmati sendiri luka ini
Indah...meski menyakitkan
Tolong sampaikan pada kerinduan
Aku masih selalu merindukannya

Akan selalu merindukannya...

aURa itu...

Senja itu kembali tiba… Dan aku masih saja menimang bimbang, menelan segala kerinduan. Segala masa tlah berada pada dimensinya. Ntah ruang atau waktu, aku tak tau. Hatiku bergetar oleh rasa yang tak pernah pudar. Jiwaku meronta menghiba asa yang ingin kugapai di angkasa. Cinta tlah berlabuh di muara. Tak akan kembali ke hulu dermaga. Bagai mentari terbenam di ufuk pengharapan. Lalu tenggelam di samudra ketulusan. Melukis semburat jingga di goresan garis cakrawala. Aku melangkah lagi. Meniti keikhlasan di atas buih-buih laut malam. Membelah butiran pasir-pasir kesetiaan. Mengharap nyanyian bumi esok pagi. Aku melangkah lagi. Meski harus menelan segala kerinduan…


Hujan gerimis… Bukan hatiku sedang menangis. Mengais segala yang tersisa dalam kata. Mencoba merangkai yang ada dalam sebait doa. Tapi aku punya apa? Setangkai harapan dan seuntai kenangan. Apa lagi yang ada? Sepotong asa dan sehelai masa lalu. Ah….sudah lelah. Biarkan hati ini sejenak menepi meneduhkan mimpi. Merebahkan asa yang mungkin masih tersisa. Menyandarkan jiwa yang letih mengembara. Semua tak akan pergi sia-sia. Karena suatu masa akan tiba. Menyapa dahaga , membasuh rasa. Aku kembali. Dan hujan tak gerimis lagi…







* Untuk seseorang yang padanya tlah kubeberkan segala rahasia dan kutanamkan rasa seutuhnya… Jejak itu terlalu dalam tak terkikis jutaan dimensi masa dan kata…