Seseorang hadir dalam hidupmu, memberi arti pada setiap detik waktumu, memberi jiwa pada setiap detak jantungmu. Dia yang berjalan di sampingmu di saat terbaikmu, yang memeluk hatimu di saat terburukmu. Dia yang meraih tanganmu saat kamu tersandung dan terjatuh. Dia yang memberimu senyum, tawa, canda, dan bahagia. Dia juga yang memberimu luka, duka, dan airmata. Dia yang membantumu berdiri, berjalan, dan berlari. Dia yang maengajarimu segala hakekat dan makna, yang ada ataupun tak ada, yang nyata atau fatamorgana. Dan dia pun menjelma segalanya.
Tapi dia tak termiliki. Hatinya telah memilih tempatnya berlabuh kelak ketika jangkar telah siap ditambatkan. Hanya bayangnya yang selalu merayap ke dalam setiap mimpi di tidurmu. Jiwanya tak tersentuh. Detakmu telah luruh bersama peluh. Rasamu berkubang bimbang. Hatimu telah lelah bertahan, tapi juga letih berlari. Harus kemana membawa ujung penantian ini? Harus kemana menjemput harapan ini? Sampai masa merangkai dimensi, sampai kata memecah kebisuan hati. Dan kamu menunggu sampai tak mampu, menanti sisa cinta selamanya.
Satu-satunya yang paling aku kagumi, setelah sesaat kumiliki, akhirnya harus pergi.
Satu-satunya yang paling berarti, bahkan sampai saat ini tak pernah bisa kumiliki.
26 Juli 2007 – 21.24
No comments:
Post a Comment